Senin, 01 Desember 2008

Lomba Masak [Bapak vs Ibu]

Setelah beberapa kali ditunda, akhirnya acara lomba masak antar ortu berlangsung juga. Hal ini terjadi karena kegigihan anak-anak "memaksa" ibunya untuk ikut acara ini.

Ibunya ogah-ogahan karena baru saja masak kare [versi lengkap], kok terus diajak lomba masak nasgor.

"Lha siapa yang mau makan kareku, kalau semuanya nanti makan nasgor?"

Dengan wajah sedikit menunjukkan perlunya lomba masak, maka akhirnya anak-anak berhasil memaksa ortunya untuk tetap mengadakan lomba yang sudah berkali-kali tertunda ini.

Suasana memang kurang kondusif. Apalagi pasanganku sedang asyik mbaca Donald bebek. Wah, pasti nggak bisa konsentrasi mbantu masak nih. Apalagi "lawan" tandingku mulai melancarkan psywar tentang kekompakan bapak dan anak laki-lakinya.

Alhamdulillah, biarpun dengan banyak rintangan, akhirnya selesai juga masakanku.



Cuma, memang harus diakui ada beberapa hal yang menunjukkan kekurang kompakan antara bapak dan anak laki-lakinya, antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Lilo memasukkan telur mentah bersama dengan bawang merah, bawang putih dan garam [meskipun sedikit, tetapi sudah menimbulkan keretakan tim, karena saling beradu argumen]
  2. Lilo berkali-kali menambahkan garam dalam adonan bumbu [sambil merengut, karena merasa benar], sehingga aku terpaksa menambahkan serutan gula jawa.
  3. Tanpa ba bi dan bu, tiba-tiba LiLo kembali menaruh garam ketika nasi sedang kugoreng [kali ini dilakukan dengan hit and run, benar-benar menguji kesabaran bapaknya].
  4. dll deh
Meski begitu, akhirnya LiLo tersenyum dengan wajah "tanpa dosanya", soalnya nasi gorengnya memang enak tenan.

Sayangnya, harus kuakui bahwa di beberapa tempat ada rasa asin yang tidak merata. Soalnya pas mau diangkat pas di kasih tambahan garam sama LiLo.

Ibunya sendiri sangat kompak dengan anak kedua, sehinga terciptalah nasi goreng yang lezat dan bergizi seimbang [ini kampanye istriku agar dimenangkan oleh dewan yuri].

Bagaimana tidak, di piring untuk yuri tersedia tomat, timun dan disajikan dengan piring [aku sendiri menyajikannya dengan mangkok].

Keputusan dewan Yuri agak lama disampaikan. Rupanya anak mbarep segan menyampaikan keputusannya, akren angeri lihat bapaknya yang sudah merasa menang.

Intimidasi dari bapaknya, selama lomba berlangsung memang sangat intens, sehingga hasil lomba yang tidak berpihak pada bapaknya membuatnya sulit untuk berpendapat.

Keputusan kekalahanku baru disampaikan ketika aku masuk kamar.

Yah, akhirnya diputuskan nasi gorengku memang enak, sayangnya ada yang keasinan. Sedangkan nasi goreng istriku memang enak [juga], kekurangannya adalah kurang pedas [punyaku malah gak pedas sama sekali].

Total jendral, pemenangnya adalah istriku dan anak nomor dua.

Tidak ada komentar: