Kamis, 18 Desember 2008

Angka Ajaib

Sehabis sholat maghrib kembali kukumpulkan anak-anakku.

"Ayuk kita main angka ajaib", kataku.
"Ambil kertas dan ballpoint. Semua ikut main ya?"

Anak-anak tidak menjawab. Mereka masih menebak-nebak, apa yang dimaui bapaknya kali ini.

"Ibu juga ikutan. Ayuk nak , ambil kertas dan ballpoint"

Nah, kelihatannya bapak serius ngajak main nih. Soalnya biasanya Ibu gak pernah diajak ikutan main.

Pasti ada yang berbeda kali ini, begitu mungkin pikir anak-anakku.

Lita akhirnya bergerak untuk mengambil kertas. 2 lembar kertas kita potong, sehingga menjadi 4 potong kertas.

Lilo mengambil tas [beratnya] dan mengeluarkan beberapa ballpoint dari dalamnya.

"Wuih... banyaknya ballpoint LiLo", kataku dan LiLopun tersenyum malu-malu [sambil mbagiin ballpoint].

"Pertama, pilih tiga angka dari 1 sampai dengan 9, kemudian susun menjadi sebuah angka ratusan. Syaratnya angka pertama kecil dan angka kedua lebih besar, demikian juga angka ke tiga adalah yang paling besar. Oke?"

Anak-anakpun mulai menulis tiga angka sesuai kemauan mereka, demikian juga ibunya ikut-ikutan menulis.

"Sekarang dibawahnya tulis angka kebalikannya. Kemudian dari dua angka itu pilih yang paling besar dan tulis di baris ke tiga. Oke?"

Anak-anak dan ibunya kembali menulis.

"Baris ke empat tulis kebalikan angka yang ada di baris ke tiga, kemudian baris ke lima tulis selisih antara baris ke tiga dan ke empat"

"Sekarang baris ke enam tulis kebalikan baris ke lima. Oke?"
"Jumlahkan baris ke lima dan enam, maka hasilnya pasti 1.089. Benarrrrr?"

Anak-anak pada ketawa terheran-heran. Kok dari angka yang berbeda, hasilnya semua bisa sama ya.

"Jadi, meskipun kalian, anak-anakku tercinta, punya angka berbeda-beda, punya sifat yang berbeda-beda, tetapi kalau mau menurut aturan yang kuberikan, maka hasilnya adalah sebuah tujuan yang sama", kataku sok menggurui.

Kelihatannya anak-anakku memahami maksud permainan angka ini. Kita boleh berbeda pendapat, tetapi harus punya tujuan yang sama. Kalau kata LiLo, tujuan hidup adalah menunggu panggilan Allah dengan bekal yang cukup.

"Oke, kita coba lagi permainan angka yang lain"

"Siap? Kita mulai. Pilih satu angka favorit kalian, kemudian kalikan angka favorit masing-masing dengan angka 2, setelah itu tambahkan angka 8. Udah? Bagilah angka itu dengan angka 2, kemudian kurangi dengan angka pertama yang kalian pikirkan tadi"

"Bila hasil angka kalian 1, maka tulis nama negara yang berawalan A, kalau 2 berawalan B, kalau 3 berawalan C dan kalau 4 berawalan D. Oke? Ini harus cepat"

Anak-anakpun dnegan cepat mengikuti aturan yang kuberikan.

"Sekarang huruf ke dua dari negara itu jadikan awalan nama binatang. Oke? Sekarang tunjukkan nama negara dan nama binatang yang kalian tulis"

"He...he...he... semuanya nulis Denmark dan Elang ya?"

Kamipun tertawa bersama.

Malam itupun berlalu dengan indah, akupun tidur dengan nyenyak dengan penuh rasa syukur.


“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim : 6)
========================================= eko.eshape@gmail.com

1 komentar:

lardi malik mengatakan...

ass subhanalloh bagus bgt saudaraku.mang aq jg hoby sulap eh malah bs dikombinasikan ma perilaku sehari2.hebat...