Jumat, 12 Desember 2008

Masih suasana YoGyA1212

Masih di hari ultah perkawinan, kukumpulkan semua anggota keluarga. Kuajak mereka duduk di ruang tamu dan mulailah aku ceramah.

Maksudku sih bukan ceramah tapi mencoba mendengar apa keinginan mereka, anak-anakku tersyang. Cuma kadang-kadang aku dianggap ceramah, soalnya kepanjangan ngomongnya dan banyak nasihatnya [he..he..he.. gitu ya nak?]

Ibunya sih maunya kita keluar makan sama-sama, karena memang sengaja tidak masak hari ini. Di meja adanya memang cuma satu sop tulang yang sudah berumur sehari dan tinggal untuk satu porsi saja.  Kemudian ada satu plastik bakso [beli di cawang 'kali].

Ternyata ide "makan di luar" ini menthok, Tengok saja, Lilo maunya makan Pitza, kakanya [Haslita Nisa] maunya bakso ceker, sedangkan si mbareb [Luluk Tresnaningtyas] maunya tetep standard, nasi goreng buatan bapaknya.

Akhrinya "win-wn solution", dilakukan hal seperti ini. Bapak harus pergi berduaan dengan ibu untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Beli pitza, ukuran sedang [medium] di Paparon.
  2. Beli bakso ceker di ruko Anggrek
  3. Kampanye Go Green [maksudnya mbawa tas Go Green terus beli kelengkapan bumbu nasi goreng di Alfa]
Ternyata hanya permintaan nomor satu yang terlaksana. Pitza !



Bakso sudah kukut [abiz], terpaksa ganti asal beli bakso aja. Gak pakai ceker nggak apa-apa. Cari warung bakso lain juga ndak papa, yang penting bakso.

Tas Go green dicari-cari gak ketemu, jadi terpaksa nasi gorengnya besok saja. Yang penting, bapak masih hutang satu piring nasi goreng sama anak mbarep.

Alhamdulillah, acara selesai dan bisa nulis di blog ini.


Semoga Tuhan selalu melindungi keluargaku.
Amin.

Tidak ada komentar: