Minggu, 22 Februari 2009

Hiasan NasGoR

Badan rasanya masih capek setelah mengikuti dua acara kopdar kemarin. Masih ditambah lagi acara nonton Inter vs Bologna, lengkaplah kecapekanku pagi ini. Tadi malem memang sampai malem sih acara kopdarnya, sehingga langsung nyambung dengan Liga Italia.

Meski begitu aku tidak bisa mengesampingkan niat lu2k [si anak mbarep] untuk membuat sarapan pagi yang –katanya- akan nikmat sekali. Syaratnya hanya satu, aku mesti beli ini itu untuk kelengkapan menu masakan hari ini.

Ha..ha..ha... ternyata yang dibutuhkan cuma telur aja. Ya udah aku meluncur sama LiLo ke warung. Eh ... ternyata bensin abis, ya terpaksa beli bensin dulu.

Habis mbeliin telur, aku mbaca-mbaca blog lagi, karena dilarang untuk melihat proses masak memasak di dapur.

Dua orang adik dan kakak kulihat ribut berdua di dapur. Senengnya melihat mereka saling mengisi dalam melakukan perbuatan baik.

Akhirnya selesailah hasil karya mereka. Wow... emang nikmat kelihatannya.


Apalagi setelah dihiasi sesuai nama-nama pemilik nasi goreng.

ini punya babe deh
ini punya LiLo

ini punya LiTha

dan ini punya Lu2K Trezna
+++
ditulis oleh eshape

Sabtu, 21 Februari 2009

AcaRa MaSaaK..XD


Hari ini ada Acara MasAk2 GaJe di RumaHku...!! MeNuNya LaSagNa en KeNtaNg KeJyuu... di SpoNsori Oleh aKu , DeLLa , Ayyu , en LiTh2..


Sepulang sekoLah, aKw, DeL , en Yu' PerGi Ke PaSiMAL, ditemenin saMa TesSa JuGa,, BuaT BeLi KentaNg, Keju, DaGing, en MaKroni,,
Tapi deNgan toLolnya, kita cuman bawa duIt 9000 ruPiah buat beli barang sebanyak itu,, DaSar aNaK - anak SmP Gebleg,,


AkhirNya baRang yaNg bisa dibeLi cuman Keju en MakroNi..


Untungnya di rumah Ada KentaNg en Daging AyaM,,
(lagi2 hebatnya KekuaTan Keinginan...Ckckck...-O-),,



SeTeLah beLanja dua baraNg di PasiMaL, aKu en DeLLa Langsung Pulang ke rumahku, sedangkan aYu pulaNg KeruMAhnya.. buAt sEtor muKa ke nyokePnya...


Acara MaSak Langsung JaLan sesaMpe aKu dan DeLLa ke Rumah,, tanpa acaRa tungGu2an si AyYu,, si LiTh2 JuGa Ikut BaNtuin,,



MeSkipun hasil MasaKaNnya TerKesan RaDa *ehM *ehM.. KarNa FaKtor KeKuraNgan BahaN en Duit,, Rasa mAsakaNnya TeTeP aJa MantaBbb....

KenyaNg deh,,



Tapi Walopun daH KeNyaNg, si DeLL2 teTep aja KeLiaTaN KeLaPeraN,, KaYak belom maKan 20 Taon,, SaMpe KuLit KeNtaNgnya dImaKan Juga,, CkcKcK..
SebeNeRnya Tadi PengeN diPotO, TaPi KaMera daH Wafat(padahal KaGa' PuNya..:P),, KheKheKhe... XD

ini juga Enjoy Aja


Subject: Fw: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Contoh BERPIKIR POSITIF
 
Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.
Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. 

Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi terjadi dan menyiksanya.
Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. 
Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum dan berkata kepada sang ibu :

"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya. "Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?"
Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya "Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?"

Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.
Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming) . Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Berikut ini beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

Saya BERSYUKUR;
  1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain 
  2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum. 
  3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan
  4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, karena itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi 
  5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman
  6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan
  7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras
  8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat
  9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup
  10. Untuk semua masalah dan penderitaan hidup yang saya alami, karena itu artinya saya memiliki pengharapan hidup kekal yang penuh sukacita di surga.

Apa pendapat anda?

Jumat, 20 Februari 2009

LiLo belajar JUALAN

"Bapak cepet pulang ya, kita harus beli-beli nih untuk jualan besok", kata LiLo di ujung telepon, ketika aku baru selesai kursus bahasa Inggris [he..he..he... masih semangat kursus nih yeeew!]

Akupun menyanggupinya, sambil berpikir untuk nelpon istri agar segera pulang, karena jarak istri ke rumah kayaknya lebih dekat daripada jarak aku ke rumah. Meskipun sudah malem, jalan relatif lebih sepi, tapi kalau ngantuk, ya nyetirnya nggak bisa kenceng-kenceng, harus tetap hati-hati dan waspada. Jangan ngebut, jaga etika berkendara !

Sayangnya istriku gak bisa dihubungi [nada sibuk terus], terpaksa pulang dengan sedikit ngebut. Kasihan LiLo sudah nunggu di rumah dan kalau kemaleman tokonya bisa jadi sudah tutup.

Sampai di rumah suasana sudah kacau balau. Begitu buka pager rumah, LiLo langsung masuk mobil dan dengan suara terisak sudah duduk disampingku dan lupa tidak membuka pager secara utuh, sehingga aku belum bisa masuk rumah, menunggu kakak LiLo membuka pintu pager sampai bisa dilalui mobil.

"Ibu nggak mau ngasih uang 20 rebu untuk beli-beli pak", begitu laporan LiLo sambil masih denga terisak.

Yah, latihan sabar lagi nih.

Akupun langsung masuk kamar dan berbaring di kasur.

"Siapa mau cerita duluan, sebelum aku tidur nih", kataku seperti biasa [mungkin anakku sudah bosen dengan gayaku ini].

Aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku sedang capek, pulang malem dan perl segera istirahat, jadi jangan ada yang ngambek, sehingga masalah segera selesai.

Mulailah ibunya LiLo cerita, kemudian LiLo menyela disana-sini. Akhirnya kuputuskan untuk sependapat dengan ibunya.

Kuminta LiLo membuat daftar belanjaan dan kuantar ke toko kesayangannya. Eh, rupanya LiLo masih ngambeg, dia nggak mau mbawa kertas untuk nyatat belanjaannya.

Ya udahlah, biar jadi pelajaran buat Lilo.

Bener juga, di toko itu LiLo sibuk mondar mandir kesana-kemari untuk nyari barang yang mau dibeli dan mencoba mencocokkan agar jumlahnya tepat 20 rebu.

"Pak kalau satu biji 2.700 kalau tiga biji berapa ya?"

"Kala ditambah 9 rebu jadi berapa pak?"

Halah, LiLo malah ngasih kerjaan aku.

Akhirnya semu abarang ditaruh di kasir dan ditotal pakai mesin, Keluarlah angka 34 rebu. LiLopun tersenyum malu dan akupun tidak usah membahasnya, karena liLo sudah menyadari kesalahannya.

Pembahasan kesalahan yang sudah jelas tidak akan mendukung terciptanya suasana harmonis, jadi kuajak LiLo pulang dan kuserahkan proses selanjutnya pada ibunya.

"Oke, sekarang kita isi kolom pembelian dan kolom penjualannya", kata ibunya.

"LiLo mau pasang untung berapa?", begitu kata ibunya dan kami semua menonton proses penyusunan keuntungan penjualan itu.

Besoknya aku mendapat laporan dari ibunya dan kakak LiLo, bahwa penjualan LiLo rugi besar. Rupanya karena nggak laku dan pingin segera habis jualannya, maka LiLo melakukan obral diskon, sehingga uang yang masuk malah di bawah uang untuk membeli barang yang dijual.

He...he...he... dasar LiLo.


ditulis oleh penulis tamu eko.eshape@gmail.com

[sampai berita ini ditulis, LiLo belum lapor hasil penjualannya, dia masih sibuk dengan PR matematikanya, sementara kakak-kakaknya sudah meminta LiLo untuk mempertanggung jawabkan penjualannya]

Senin, 16 Februari 2009

Alien dari Planet TURO

"Pak hasil fotoku, nanti dimasukin blog ya?", kata LiLo setelah dia berhasil membuat boneka kertas alien dari planet Turo.



"Terus aku nulis ceritanya gimana donk?"

"Bapak cerita aja begini, tadi pagi beli koran, terus ada gambar alien, terus anakku bilang mau buat boneka kertas itu dengan dibantu oleh kakak-kakaknya", kata LiLo melanjutkan.

"Terus?"

"Nah, malemnya LiLo mencoba menyelesaikan pekerjaan itu tapi karena ngantuk dia tertidur. Paginya dia melanjutkan pembuatan boneka itu tapi karena gak ada lem yang ekstra lengket, maka nyari lem dulu, terus dalam kondisi berserakan tumpukan bahan pembuat boneka itu ditinggal LiLo dan disapu habis oleh ibunya"

"Hmmm…."

"Nah, malemnya selesailah sudah boneka itu. Nih barangnya pak. Oke kita gantian foto dengan alien ini ya…", kata LiLo masih tetap dengan semangat 45.


Aku jadi senyum sendiri. Dia lupa, betapa tadi pagi suasana rumahbenar-benar bagai neraka baginya, gara-gara boneka belum jadi dan bahan bonekanya sudah disapu dan dibuang ke tempat sampah.

Tangis LiLo pecah gak tertahankan ketika melihat Bonekanya tidak mungkin selesai dengan normal karena sebagian kaki dan tangan boneka sudah tidak ada lagi.

Akupun akhirnya harus mengajak LiLo untuk cari koran edisi kemarin, untuk mencari sisa kaki dan tangan boneka yang belum selesai dibuat LiLo.

Setelah melihat sulitnya mencari koran edisi kemarin, akhirnya LiLo menyerah dan malah minta komik Donald. Kululuskan permintaannya dan kamipun pulang.

Di depan pagar rumah, aku bicara pelan-pelan sama LiLo, sebelum dia membuka pintu pagar.

"Tadi pagi, aku juga mengalami hal yang sama Lo. Kertasku yang sangat penting tak taruh di meja kecil dan ternyata semua kertas di meja itu sudah ikut disapu ibumu. Tahu enggak, kenapa bapak nggak marah sama ibu?"

LiLo diam saja, nggak menjawab, tapi matanya masih menanti perkataanku selanjutnya.

"Karena bapak naruh kertas itu tidak pada tempatnya, biasanya tak taruh di mejaku atau di tasku saja biar aman, maka ketika kutaruh di tempat yang tidak aman dan hilang ya kuterima saja. Eh...... sebentar Lo, coba lihat kertas di kakimu itu”, kataku

LiLopun mengambil kertas lecek yang tergeletak di kakinya.

"Ya ampun Lo, ini kertas yang disapu ibumu yang kucari dari pagi dan nggak ketemu. Alhamdulillah", aku sungguh gembira tak terkira menemukan kertas itu.

Apa kata istriku ketika mendengar ceritaku ini?

"Kalau enggak marah, maka kertasnya ketemu, kalau marah ya enggak ketemu", begitu katanya.

["...jadikan sholat dan sabar sebagai penolongmu..."]

Lilopun tersenyum keciiil banget dan merekapun, ibu dan anak, saling bermaafan.

Istriku minta maaf karena telah menghilangkan kaki dan tangan aliennya LiLo dan LiLo juga minta maaf karena telah memarahi ibunya, hanya gara-gara kertas yang hilang.

Malam itu, yang tinggal hanya keceriaan LiLo dengan bonekanya.

"He..he..he.. bonekanya kok invalid, gak punya kaki dan tangan"

LiLo tetap gak peduli dengan komentar orang dan tetap motret bonekanya, dari segala sudut dan dengan berbagai pose.

 
 


Begitulah dunia anak-anak. Nuansanya sangat cepat berubah, begitu mudah marah, menangis dan tiba-tiba sudah tersenyum dengan penuh keceriaan.

Aku dan istriku sebagai ortu yang kadang tidak siap menanggapi hal ini. Aku memang masih harus belajar banyak utnuk menjadi ayah yang baik.

ditulis oleh eko.eshape@gmail.com

Sabtu, 14 Februari 2009

Biaya transport 4 juta/bulan? Enjoy aja ah...!:-)

Sepulang kantor, aku nongkrong dulu di pinggir jalan, di depan gerbang Waskita. Kulihat ramainya suasana lalu lintas di jalan DI Panjaitan pada hari Jumat tanggal 13 ini [friday 13th].


Satu demi satu kulihat kawan kantorku pada pulang kerja menuju rumah masing-masing. Ada yang naik bis.


Ada yang bawaannya banyak, sehingga diapun memilih naik taxi.

 
 

Ada juga yang ragu-ragu, mau nak bis atau naik taxi.



Aku akhirnya memilih naik taxi, barengan ama istri dan kawannya yang sudah duduk manis di dalam mobil taxi.


Seperti biasa, pilih yang tarif bawah.


Akhirnya sampai juga di rumah, pas kumandang adzan maghrib selesai dilantunkan.


Kulihat waktu menunjukkan pukul 18.20 dan argo menunjukkan angka 104 ribu rupiah.


Kalau tiap hari naik taxi, maka pengeluaran untuk transport ke kantor bisa > 4 juta/bulan. Bisa kaco balau anggaran rumah dan tanggaku kalau tiap hari naik taxi.

He...he...he... mending sewa mobil aja ya [atau naik angkot 59, mantap-murah-meriah]. Di angkot Flight "A59"pun, kalau mau malah bisa sambil main komputer.


Enjoy aja ah, rejeki sudah ada yang ngatur. Kita tinggal berusaha semampu kita dan hasilnya kita serahkan pada yang Di Atas. Dijamin keadilanNya. Kalau harus naik taxi, kenapa tidak?


Rumusnya selalu tersenyum [sambil bilang enjoy aja]

Salam

ditulis oleh eko.eshape@gmail.com

Rabu, 11 Februari 2009

Snack untuk Anakku

"Snacknya kok nggak dimakan, puasa ya pak?", kata kawanku ketika melihat snack pagi yang masih utuh di mejaku.

"Hmmm itu untuk anak-anak yang selalu setia menyambutku di pagar pintu ketika aku pulang dari kantor", jawabku sambil senyum.

"Lha kalau nggak segera dimasukin plastik, ntar ada yang makan lho pak", kata kawanku yang lain ikut nimbrung.

"Ya berarti belum rejeki anakku tuh", jawabku enteng.

Memang pernah kejadian, saat mau pulang kantor, ada kawan yang nyamperin dan melihat kueku masih lengkap maka dia langsung main samber dan habislah kue untuk anakku itu.

Tadinya aku agak kaget juga. Terperangah sejenak, baru kemudian aku sadar bahwa tamu punya hak untuk dihormati dan diberikan yang terbaik yang kita punyai.

Anak-anakkupun tidak kecewa jika bapaknya pulang tanpa oleh-oleh. Mereka memang bersuara kecewa, tapi tetap saja mereka berlaku biasa dan tidak ngambeg atau melakukan hal-hal yang menunjukkan kekecewaan mereka [semoga aku benar untuk hal ini, amin].

Yang menarik memang saat aku membawa oleh-oleh. Biasanya aku bawa pulang dua macam kue atau maksimal 3 jenis kue. Anak-anakku itu langsung saja berebut kue, bak belum pernah mendapat kue seperti itu.

Padahal kue yang kubawa ya hanya kue jajan pasar biasa. Bisa lunpia, resoles, klepon, lemper atau semacam itulah.

Kalau nggak ada ibunya, maka yang paling cepat ngambil kuelah yang merasa punya hak untuk memilih. Kalau ada ibunya, maka setiap kue dipotong menjadi tiga bagian dan tiap anak mendapat satu bagian untuk satu macam kue.

Rasa penat dan capek sejak berangkat habis subuh, sampai pulang menjelang Isya ini hilang sudah kalau melihat suasana rame itu.

 
[apalagi kalau lihat LiLo yang suka aneh2 kayak gini]

Sebaliknya, kalau sambutan anak-anak ogah-ogahan atau malah nggak ada yang menyambut, maka rasa penat itu rasanya bertambah, sehingga harus segera mandi agar badan segar dan melupakan suasana penyambutan yang kurang hangat itu.

Alhamdulillah, prosentase sambutan yang tidak hangat sangat kecil dibanding sambutan yang hangat. Segala puji hanya pada Allah swt atas segala karuniaNya.

Aku belum bisa membayangkan kalau nanti anak-anak sudah pindah ke Yogya, sekolah disana dan bapaknya masih ketinggalan di Jakarta. Hmm pasti kangen banget deh dengan suasana seperti itu.

Kondisi seperti itu pasti akan datang dalam perjalanan hidupku dan aku harus siap untuk kembali kost di dekat kantor lagi. Kasihan nanti istriku yang harus sering bepergian untuk ngopeni anak-anaknya yang manja, terutama yang di Jakarta tuh yang paling manja.

Alhamdulillah, aku dikarunia istri yang baik dan sayang sama aku. Begitulah Allah swt mengatur nasib hambaNya. Dengan berbekal tekad untuk mendirikan mahligai rumah tangga yang sakinah mawadah warochmah, maka akupun dipertemukan dengan istriku yang ini [he..he..he... memang istrinya cuma ini kok].

Semoga keluargaku ini menjadi keluarga yang sakinah mawadah warochmah.
Insya Allah. Amin.

Sabtu, 07 Februari 2009

Kucing Juga Binatang !

Pagi ini sepedaan sama Lita dan Luluk. Aku pakai Sepeda Gunung dan LuLuk LiTa pakai sepeda tandem. Minimal harus lebih dari 30 menit sepedaan, jadi kita cari jalan yang agak jauh agar target waktu terlampaui.


Berhenti sebentar di bunderan untuk "mejeng", kemudian mampir ke kios majalah untuk beli majalah gadis [padahal tadinya mau beli Donald bebek, kok jadinya majalah gadis ya?].



Sampai di rumah karaoke dulu sama PSR 1500, baru kemudian mandiin Ayuko, biar cantik, soalnya mau di"tengok" sama bu Dokter. Kasihan Ayuko kurus banget, apalagi habis melahirkan Ichii, kayaknya dia lemas dan lunglai. Jalannya nggak seperti biasanya yang lemah gemulai, sekarang jalannya lemes tanpa gemulai.


Ketika bu Dokter tiba, Ayuko terlihat pasrah di-apa-apain oleh bu Dokter. Dia baru melawan ketika jari tangan bu Dokter memasuki lubang pantatnya.

Kasihan Ayuko yang biasanya gak pernah menyeringai itu, sekarang terlihat kesakitan dan membuka mulutnya lebar-lebar, seperti mnau menggigit.

Susah memang jadi dokter hewan, soalnya pasiennya gak bisa mengeluh tahu-tahu nyakar atau nggigit.


Sepulang dokter, Lita langsung meluncur ke toko makanan kucing dan apotik. Mulai hari ini Ayuko harus lebih banyak makanan halus [wuisss rodho larang iki dan boros iki] dan mulai minum obat turun panas [halah... malah luwih kikrik dibanding anak manusia].

Kasir di hypermart Lippo CIkarang sampai geleng-geleng kepala,"Hanya untuk kucing satu ekor saja udah habis banyak duit ya pak?".

Akupun hanya bisa senyam senyum saja. Ini namanya tanggung jawab sebagai pemilik kucing. Tidak hanya mau senangnya saja, tidak hanya mau lihat kucing pas sehat saja, tapi harus berani memberi obat bila sang kucing sedang sakit. Toh dia juga makhluk Tuhan yang harus kita perhatikan hidupnya.


Sampai saat ini Lita masih trauma dengan kematian Ichii, anak Ayuko. Dia abadikan dalam tulisan di "white board". Ichii lahir 4 Feb 2009 dan meninggal 5 Feb 2009.



Tadi di jalan, LiLo sempat geram dengan ulah sebuah mobil yang ngebut di jalan ramai, seolah-olah membawa orang yang akan melahirkan. Yang bikin LiLo geram adalah terlemparnya beberapa sampah plastik dari mobil itu di jalan aspal.

Sayang deh, mereka sudah diberi kenikmatan naik mobil bagus, tapi tidak bisa bertanggung jawab terhadap kebersihan jalan yang dilalui mobilnya.

Semoga tidak terjadi di keluargaku.
Amin.

Semoga Ayuko sehat selalu di umurnya yang sudah semakin tua ini.
Amin.


tulisan eko.eshape@gmail.com

Rabu, 04 Februari 2009

Memilih Nama Kucing Kecil

Sore ini Lita cerita tentang kelompok belajarnya, sampai tiba-tiba dia cerita tentang Ayuko, kucing kesayangannya yang tadi pagi melahirkan tetapi tidak diketahui dimana anaknya disembunyikan.


Ternyata sekitar jam 06.00 pagi anaknya ditemukan tergeletak di rerumputan di halaman belakang rumah. Akhirnya riuh rendahlah suasana rumah gara-gara ribut ngasih nama anak kucing.

Ada beberapa nama yang diusulkan, sehingga perlu dilakukan pemungutan suara. Setiap orang boleh mengajukan tiga nama.

Munculah nama-nama, antara lain sebagai berikut :
1. Rain [karena ditemukan di rumput dalam kondisi hujan gerimis]
2. Ichii [karena dia anak nomor pertama yang ada di rumah ini]
3. Takeshi [karena Lilo suka nama ini]
4. Ayumi [anak ayuko]
5. Ayubi [anak ayuko]
6. Ayuri Ichii
7. Yuriichii
8. dll

Pemungutan suara tahap satu mendapatkan tiga nama yang sama kuat, sehingga perlu ada tahap final. Setelah diadakan babak final, maka pemenangnya adalah Yuriichi dengan panggilan ichii.

Selamat lahir di dunia My Ichii, semoga kau bisa membuat keluarga ini tambah bijak menjalani hidup dan kehidupan ini.

Amin.

Selasa, 03 Februari 2009

Pasutri Berantem : HARUS ITU !!!

"Pak Eko, beginilah kami makan malam. Ada demarkasi di meja ini, di sisi ini adalah pasukan manis-manis dari Yogya dan di sisi itu adalah model makanan sumatera yang penuh rempah-rempah", begitulah penjelasan bosku yang sudah 10 tahun menikah dengan seorang wanita dari pulau seberang.

"Meski kami selalu seia sekata dalam berbagai hal, tetapi menyatukan dua pribadi dari dua dunia yang berbeda memang perlu banyak waktu, sehingga masih saja ada yang berbeda di antara kami", kata bosku melanjutkan.

Aku hanya mangggut-manggut saja. "Kok susah amat berumah tangga ya", pikirku kala itu.

Dalam perjalanan waktu kemudian, setelah aku menjadi pasutri, baru aku menyadari betapa benarnya ucapan bosku itu.




Pernikahan memang menyatukan dua pribadi dari lingkungan yang sangat berbeda menjadi satu model keluarga yang harus mau saling menerima dan memberi.



Saat aku memarahi istriku karena suatu hal yang kuanggap salah, saat itu kusadari bahwa aku belum belajar untuk menerima perbedaan dari istriku.

Demikian juga ketika istriku memarahiku untuk suatu hal yang kuanggap benar, kusadari bahwa aku belum tuntas menjelaskan kebenaran versiku ini padanya.

Laki-laki memang sering sok kuasa, padahal jika ditinggal istri sehari saja sudah kelabakan ngurus anak yang bermacam-macam maunya.

Perjalanan waktu juga makin membuat aku sadar bahwa memimpin diri sendiri ternyata lebih sulit dibanding memimpin keluarga. Begitu mudahnya menyuruh anak istri untuk melakukan suatu hal yang sebenarnya dengan berat hati mereka laksanakan, tetapi menjadi begitu sulit ketika menyuruh diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang semestinya dengan mudah dapat dilakukan.

Aku jadi inget ketika pak Parlindungan Marpaung bercerita tentang seorang bapak yang menyuruh anaknya agar jangan merokok, sementara bapaknya dengan tenang melakukan perintah itu sambil memegang sebatang rokok yang terus menyala. Bagaimana mungkin seorang anak akan melakukan perintah yang dilanggar oleh bapaknya secara terang-terangan. Segeralah minta maaf pada anakmu kalau sempat melakukan hal ini.

Seperti juga ketika seorang bos memarahi anak buahnya sambil menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya, sementara 4 jari sisanya justru menunjuk pada dirinya sendiri. Itu perlambang bahwa apa yang kita sampaikan ke orang lain, akan kembali ke diri kita sendiri dengan intensitas yang berlipat-lipat. Ini bukan contoh dari seorang bos yang memimpin dengan hati, tetapi ini adalah contoh bos yang suka memimpin dengan "power"


Ini juga mirip denga ustadz "kun fa yakun", Yusuf Mansur, saat kita memberi, maka saat itu sebenarnya adalah saat kita menerima dengan jumlah yang jauh lebih banyak.

Jadi saat pasangan suami istri beradu pendapat, maka saat itu adalah saat mereka saling menyesuaikan diri, saat mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang dimaui oleh pasangan masing-masing.

Pasutri kok nggak pernah bertengkar, enggaklah yauw...!:-)

Bagaimana pendapat anda?

Minggu, 01 Februari 2009

Berbagi Ilmu Masak

 
Ahad, 1 Pebruari 2009, kembali rumah Montana dijadikan ajang untuk berbagi resep masak. Kulihat beberapa peserta masih sama dengan yang lalu ditambah beberapa muka baru.

Belum kulihat bu Amril TG yang katanya juga pingin bergabung. Sebagai sesama blogger Kompasiana, rasanya begitu ketemu sudah langsung akrab deh dengan keluarga mas ATB.

Beberapa muka lama, setelah mempunyai peralatan masak, seperti yang dipakai sang "suhu", rupanya lebih memilih belajar masak sendiri dengan resep yang diberikan oleh sang "suhu".

Menu kali ini adalah sebagai berikut :
Sop Daging
juice
Nasi Hainam/Hainan
Bakpao
Brownies
Es krim durian
Skippy

Semua kegiatan masak berbagai macam resep di atas dilakukan secara simultan. Saat menunggu sop masak, maka diselingi dengan pembuatan skippy, juice dan nasi hainam.

Akhirnya, satu demi satu masakan itu terhidang di depan para peserta kursus memasak ini. Seperti yang lalu, maka makanan itu diedarkan pada para peserta dan habis sudah masakan itu dalam hitungan detik. Sisa edaran makanan itupun begitu sampai di meja depan, sudah ditungguin oleh anak-anak untuk dituntaskan.


Seperti biasa, aku juga malu-malu ngabisin masakan yang terhidang di depanku [dan kemudian bergerilya untuk "ndobel"].

Paling asyik ketika membuat bakpao. Mulai dari membuat adonan, membentuk adonan sampai menaruhnya di atas kukusan.


Rasanya renyah, gurih, dan begitu cepat masuk dalam mulut, sehingga satu tidaklah terasa cukup. LiLo sampai menjilati bungkusnya, ya Allah, begitu nafsunya LiLo dengan bakpao itu.



Kelebihan dari semua masakan ini memang adalah pada mutu makanannya. Semuanya tanpa bahan pengawet, sehingga aman dikonsumsi.

Jus buah yang dibuat juga tidak dengan campuran air, sehingga tahan lama dan rasanya segar banget.

Yang hebat juga adalah ayam kampung yang dimasak. Ayam yang biasanya keras atau mengecil jika di"presto", maka di model masak ini ayamnya tetap utuh, besar dan empuk banget.

Kuperhatikan, kayaknya kelebihan semua masakan ini terletak pada alat masaknya yang modern dan innovatif.

Misalnya alat masak sop atau nasi yang kelihatannya berupa panci biasa, ternyata pada dasar panci itu terlihat ring besi yang begitu dipanaskan sampai beebrapa saat berubah menjadi merah.

Begitu warna ring besi ini berwarna merah, maka kompor dimatikan dan panci itu dimasukkan dalam panci lain. Tunggu beberapa saat, maka masakan sudah siap saji. Penggunaan bahan bakar kompor jadi irit dan hasilnya juga luar biasa.

Kulihat juga ada pembaca blog ini yang hadir di acara itu. Wah, jadi meriah deh rumahku. Apalagi sudah ada kesepakatan dari peserta masak itu untuk secara rutin menggunakan rumahku sebagai ajang belajar masak.

Ajang belajar masak ini memang hanya sarana untuk berbagi dan bersosialisasi dengan sesama penggemar masak memasak. Meskipun ada juga yang jarang atau tidak pernah masak tapi pingin sekali bisa masak.

Di saat hidup dan kehidupan ini semakin keras, maka saling berbagi adalah salah satu solusi untuk saling meningkatkan kualitas hidup kita. Bisa juga saling berbagi pengalaman nonton Perempuan Berkalung Sorban atau berbagi ilmu yang lain.

Bahkan di akhir acara ada yang nelpon pada pemilik acara untuk membeli alat masaknya, sehingga dia diarahkan utnuk datang ke rumahku. jadi deh aku punya saudara baru, yang kalau tidak ada acara ini pasti tidak mungkin sampai ke rumahku. Begitulah Tuhan mengatur lakon di dunia ini.

Semoga semua ini mendapat ridlo dari Allah swt.
Amin.

Ditunggu masukan resep dari para pembaca blog ini. Silahkan kirim ke eko.eshape@gmail.com. Kalau mau SMS bisa langsung ke 0888 308 7532

Kalau mau ikut nggabung, silahkan catat alamat ini :
Ibu Yeni [Ny eko eshape],
alamat di Jl Puspita VII Blok T.26 Montana Executive
Jababeka 17550,
telp 021.89836906.

Selamat berbagi.