Minggu, 30 November 2008

Kursus Masak [buat anakku]

Hari ini seharusnya ada lomba masak nasi goreng antar ortu di rumah. Isteriku dibantu anak nomor dua, sedangkan aku dibantu anak nomer tiga dan yurinya anak “mbarep”. Jadi bapak berpasangan sama anak laki-laki dan ibu sama anak perempuan.

Lomba yang sedianya diadakan malam minggu kemarin, diundur menjadi Minggu pagi, hari ini. Sayangnya, pagi ini pembantu gak datang, sehingga acara kembali berubah.

Kita mulai Minggu pagi dengan acara “nyupir” [nyuci piring] sendiri, kemudian menata ulang ruang tamu, karena akan ada banyak tamu di pagi ini untuk acara belajar masak “gratis” yang dikomandoi oleh istriku.

Begitu sofa mulai digeser, maka terlihatlah kotoran yang sudah menumpuk di bawah sofa, sehingga perlu sedikit “effort” untuk membersihkannya.

Jam 9.30 sang koki sudah datang, dan beberapa saat kemudian para peserta kursus masak ini sudah mulai berdatangan. Aku senang acara ini dapat dimulai tepat waktu. Kokinya pun terlihat sangat profesional terhadap waktu.

Kita memang perlu menghargai yang sudah datang tepat waktu. Tentu saja, tujuan acara tetap ditujukan untuk dapat diikuti oleh semua peserta. Disini diperlukan ”rencana A dan rencana B”, bila peserta tepat waktu maka pakai rencana A dan bila ada yang terlambat pakai rencana B.

Saat aku jadi instruktur, maka biasanya aku buka acara dengan beberapa ”ice break”, pada jam mulai acara. Dengan demikian peserta yang datang sesuai jadwal merasa dihargai, sedangkan peserta yang datang terlambat, tinggal mengikuti suasana yang sudah terbentuk.

Acara kursus masak ini, tadinya diperuntukkan buat anak-anakku, agar mereka tidak terlalu terpaku pada acara TiVi atau internet. Kami ingin menjauhkan anak-anak dari layar kaca, yang akan mengurangi kegiatan sosial mereka dan menggantinya dengan acara yang lebih bermanfaat.

Pagi tadi, sebelum acara, kukumpulkan anak-anak untuk menjelaskan tentang acara kursus ini. Ternyata tanggapan mereka kurang menggembirakan. Komentar mereka menunjukkan, bahwa mereka lebih suka hasil dari kursus masak daripada mengikuti acara kursusnya.

Kemarin, aku sudah terlalu semangat memohon anak-anak menulis di blog ibunya, dan anakku menganggap itu suatu pemaksaan, sehingga aku harus lebih hati-hati mengajak anak-anak untuk mengikuti acara kursus ini.

Begitulah, ketika acara dimulai, maka hanya anak nomor dua yang mengikutiku keluar dari kamar, bergabung dengan para peserta kursus masak. Untunglah, anak bungsu ikut juga keluar.

Biasa, memang si bungsu LiLo ini paling suka berteman dengan orang lain, sehingga meskipun dia [mungkin] tidak tertarik dengan acara kursus masak, tapi dia ingin berkenalan dengan para tamu yang hadir di rumah.

Baru beberapa menit acara dimulai, rupanya anakku nomor dua melihat kalau acara ini sangat menarik, sehingga dia masuk kamar dan memanggil kakanya untuk ikut bergabung.

Alhamdulillah, doa ortunya terkabul, tanpa perlu pemaksaan.

Peserta kursus ini begitu antusias mendengarkan ”ceramah” dari sang koki. Banyak teori masak yang disampaikan, terutama tentang kegagalan masak dan penyebab kegagalannya.

Peserta yang sebagian besar ibu-ibu terlihat mendapat beberapa pencerahan dari ”ceramah” sang koki. Apalagi beberapa remaja putri yang mungkin pengalaman masaknya tidak sebanyak para ibu-ibu.

Kulihat mereka pada mencatat apa yang disampaikan oleh sang koki. Apalagi ketika sampai acara pembuatan beberapa menu makanan.





Sang koki harus sabar mengulang komposisi menu yang disampaikan. Padahal model penyampaiannya cukup bagus. Misalnya dia kelompokan bahan masakan menjadi 3 kelompok [A, B dan C], maka yang pertama masuk ke tempat pemasakan adalah kelompok A, kemudian setelah beberapa saat, masuklah kelompok B dan terakhir kelompok C.

Hanya dalam waktu 2 jam, telah dimasak beberapa menu makanan dan bumbu makanan sebagai berikut :
1. Kue donat
2. Kare ayam [kampung]
3. Nasi [pulen] dari bahan nasi biasa [bukan dari beras yang harganya mahal]
4. Nasi liwet
5. Rujak
6. Juice buah campur
7. Es krim [aneka rasa]
8. Jus cabe
9. Santan
10. Selai kacang





Yang membuktikan bahwa menu ini bercita rasa tinggi adalah ketika masing-masing makanan itu sudah siap saji. Meski tidak berebutan, terlihat animo yang besar dari peserta untuk menghabiskan makanan yang sudah tersaji.

Anak-anak kecil yang biasanya sulit makanpun terlihat ikut antre untuk merasakan nikmatnya hasil masakan sang koki [termasuk anakku LiLo yang biasanya sulit makan].

”Ayam [kampungnya] kok empuk ya”, begitu komentar mereka.



Acara ini berakhir setelah adzan Duhur terdengar.

Minggu depan, akan dibuat menu ”chicken nuget” tanpa bahan pengawet dan beberapa menu lain [yang masih dirahasiakan].

Yang tertarik gabung silahkan datang ke rumah.

Hostnya bu Yeni [ibu eko eshape],
alamat di Jl Puspita VII Blok T.26 Montana Executive
Jababeka 17550,
telp 021.89836906.

Kabari via telp atau email [yeni.eshape@gmail.com] kalau mau bergabung.
Bisa juga kontak sama suaminya, yaitu aku sendiri eko.eshape@gmail.com

Sabtu, 29 November 2008

Ke RuMah saKidh~~


Ke RuMah saKidh~~

 

aaHhm..

seMaLem suaRa aBis.. kePaLa PuSinG.. baDan PaNas sMua..!!

aKhirnYa.. PaGinya aKu dibaWa ke RS..

suMpe’ gak eNak bGed deH diSana..!! =(

JaLan aJa kaYa’ oRg semPoyonGan..!! Hhe..

 

Nih, Pas di RS keTemu saMa doKter ceWe’..

[kaYa’nya baiK siH..]

tRus sTeLah diTanYain maCem-maCem,, doKternya nuLis-nuLis reSep oBatnya.. tRus aKu diTanYain..

            deK,, biSa maKan oBat yanG tabLet kan..?”

hMm.. tabLet ya..?? aKu aGak suSah kaLo PaKe yG tabLet.. yauDah, tRus aKu jaWab..

            taPi,, janGan geDe-geDe ya tabLetnya..”

tRus dia LanGsunG biLang..

            hMm.. yauDah yanG diGeRus aJa ya..”

Hhe.. munGkin tabLetnya gede kaLi ya..?? ^^”

 

Oiia, aDa yanG aNeh..!! *.*

maSa’ aKu nGgak dibeRitaHu haRus maKan aPa.. nGgak boLeh maKan aPa.. cK.. cK..

 

yauDah deH.. GaPapa koK.. aKu juGa uDah tau.. paLing-PaLing ga’ boLeh maKan GoRenGan.. yaH.. giTuLah.. :)

 

do’aiN ya.. biaR aKu cPet seMbuh..!!! aMien..!!

 

tHx..

Terlalu Bersemangat = Maksa

Pagi ini aku menyarankan anakku untuk ikut berpartisipasi memeriahkan blog ibunya yang terbengkalai, gak pernah atau jarang diupdate.

Ternyata aku terlalu beresemangat, sehingga anakku merasa aku sudah masuk wilayah "dipaksa". Ya sudah, aku berhenti menyarankan dia.

Semoga anakku tidak hanya rajin membaca dan menjadi pinter sendirian di kelas, tapi mau berbagi apa yang ada dalam benaknya pada kita.

Semoga keterpaksaan anakku mendapat hikmah yang baik.
Amin.

Maafkan bapak kalau terlalu bersemangat ya nak.

Salam kompak selalu.

Dipaksa Nulis

aku dipaksa nulis di sini SKRG juga sama bapak...

ya udah...
kutulis aja apa yang ada di kepalaku

aku nggak suka dipaksa nulis
tapi hari ini bapak kok maksa banget ya?

Jumat, 28 November 2008

Belajar Masak





Keinginanku untuk ngajari anak-anakku masak, kelihatannya akan terkabul besok pagi. Biar ramai, maka acara belajar masak ini kupblikasikan ke pasar kaget Jababeka

Senang rasanya ngajak orang sekampung atau sekecamatan untuk main ke rumahku, menemani anakku belajar masak.

Masalah yang mungkin timbul adalah peserta yang terlalu banyak sehingga rumahku nggak cukup menampung mereka. Jangan-jangan anakkupun jadi malu untuk belajar bersama mereka.

Semoga Tuhan memilihkan peristiwa terbaik untuk keluargaku, besok.
Amin.

==============

Hari : Sabtu-Minggu
Waktu : 10.00 – 12.30
Tempat : Ibu Yeni, Jl. Puspita VII Blok. T/26 Montana Excutive Cikarang Baru, JABABEKA..!!

Hubungi :
08889848573
021-89836906
021-33070234

Mulai tanggal 30 Nopember 2008 [tiap Sabtu & Minggu]

KASIH IBU [dan bapak]

Orang yang tak pernah putus kasih sayang dengan anak adalah seorang Ibu. Mungkin karena memang kita pernah sembilan bulan bersamanya dalam segala kondisi, maka ikatan erat itu sangat susah dipisahkan.

Dulu aku sangat heran ketika makan kacang kulit dan ibu selalu setia membukakan kulit kacang, sehingga aku tinggal makan isinya saja tanpa kesusahan membuka kulitnya. Sementara aku dan juga saudaraku saat membuka kulit kacang dan ada orang lain yang langsung memakan kacangnya tanpa ikut membuka kulitnya pasti marah besar dan bisa berantem, maka tindakan ibu itu sungguh sangat menakjubkan.

Ketika aku sudah jadi orang tua, baru kusadari bahwa hal itu adalah tindakan yang biasa. Kasih sayang yang tuluslah yang membuat itu menjadi hal yang biasa. Film itu sering muncul dalam hidupku, karena hal itu pulalah yang sering terjadi dalam kehidupanku saat ini bersama anak-anakku.

Aku bahkan sangat menikmati proses membuka otak ayam dan ketika otak ayam yang sudah ditungguin anak-anakku masuk ke mulut anak-anakku, suatu perasaan hangat selalu saja muncul di hatiku.

Di Dunia ini sangat sulit mencari orang yang sanggup mengasihi kita seperti kasih seorang ibu kepada anaknya, dan sangat sulit bagi kita untuk membalas kasih sayang itu, walaupun kita sudah menjadi orang yang mempunyai segala hal.

Kasih ibu tak akan pernah tergantikan dan tak akan pernah bisa kita balas, jadi dengan cara apapun marilah kita selalu mencoba untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kasih sayang kita kepada ibu kita tersayang.

Ya Allah, sayangilah ibu dan bapakku sebagaimana mereka telah menyayangiku...
Ya Allah jagalah selalu mereka...dimanapun......sebagaimana mereka selalu menjagaku
Ya Allah berilah Bapakku tempat yang nyaman disisiMu
Amin.......

Keluarga Senyum


Mulai hari ini, blog ini jadi blog keluarga.

Anggota penulisnya ya Bapak, Ibu, dan anak-anak.
Semoga mulai hari ini bisa lebih sering diupdate.

Semoga lebih sering kita berbagi dan semoga keluarga ini lebih sering tersenyum.
Amin.