Bintang hari ini jelas pak Iman yang biasanya menjadi tukang suruh-suruh, hari ini berubah menjadi tukang disuruh-suruh.
"Ditekan saja pak, jangan digerus. Biarkan pecah tapi tidak sampai hancur", begitu kata komandan Mie Perto, dan pak Iman tanpa reserve langsung mengerjakan semua perintah yang didengarnya.
Dimulai dari buat adonan berdasar rumus yang dissmpaikan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan adonan dan pem,buatan adonan menjadi segi empat, maka dalam beberapa saat saja terciptalah mie yang dijamin enak dan tanpa bahan pengawet.
buat selendang tepung dan masukkan ke mesin
jadilah mie yang segar dan berkualitas
Begitulah kelebihan dan kelemahan mie perto ini. Kelebihannya jelas pada mutu yang sangat tinggi dan rasa yang segar karena memang dibuat pada saat itu dan dimasak pada saat itu juga. Kelemahannya, kalau kita tidak siap, maka saat pelanggan datang berbondong-bondong, maka kita bisa kecapekan membuatnya.
pak Nas asyik mencatat petunjuk sang Kaisar
masukkan dalam air panas 12 detik saja
tambahkan sawi segar
sawi nan segar [direndam dalam cairan cuka 10 menit dan pilih sawi yang daunnya berlubang]
"Kalau bapak-ibu nanti sudah mempunyai produksi lebih dari 3 kg, itu adalah saat untuk membeli mixer. Tangan kita sudah tidak sanggup lagi untuk membuat mie yang enak dan bermutu tinggi", begitu penjelasan sang kaisar Perto.
kecapnya harus kecap bango ya...
[kalau tidak rasanya akan rusak]
"1 kg tepung ini bisa untuk 18 mangkok dan cukup pakai bumbu satu plastik kecil ini. Harganya hanya 5 ribu saja per-bungkus", lanjut sang Kaisar,
"Pada umumnya seorang pedagang mie selalu khawatir kalau mienya tidak laku, maka apa yang terjadi?"
"Mienya bener gak laku pak"
"Nah .. begitulah. Kita ini punya pikiran dan yang terjadi akan sesuai dengan pikiran kita"
"Kalau kita punya niat begini pak, kalau gak laku makanan ini kan bis akita makan sendiri, gimana pak?
"Ya sama saja, tetep gak laku mienya, karena sudah yakin mau dimakan sendiri"
Kamipun tertawa mendengar tanya jawab yang dari awal memang selalu segar dan penuh canda tawa.
"Khawatir yang benar itu begini"
"...."
"Kita boleh khawatir kalau mie kita kelarisan dan labanya kebanyakan, sementara semua mesjid di sekitar kita sudah kita sumbang"
"Nah... itu baru kit aboleh kahwatir, kemana ya kita sedekahkan kekayaan kita ini"
Luar biasa memang cara sang kaisar Perto ini memberi semangat pada kita-kita. Rasanya perlu ada demo lagi di rumahku agar aku bisa ketularan jualan mie.
pilih tepung dengan kandungan protein tinggi
perlu cara khusus untuk mie keriting, tapi gampang kok mbuatnya
...
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar